Senin, 13 Juli 2009

ASAL MUASAL NAMA LIMUNO

Sebuah cerita yang terjadi di sebuah desa yang bernama Teluk Pinang Sebatang sekarang bernama Koto Taluk terletak diseberang Sintuo. Buku ini menceritakan tentang asal muasal nama Limuno.

Pada zaman dahulu orang mendapat buah-buahan dari dalam hutan, sekarang orang desa membeli buah-buahan dari pasar dan mall. Dahulu orang sesat dalam hutan rimba belantara, sekarang orang sesat dalam kota.

Inilah sebuah kisah seorang pemuda bernama Ali Gepar yang tersasat dalam hutan dan tak tahu lagi mana arah yang akan dituju, mana jalan yang akan ditempuh.



Kepada siapa akan bertanya, kepada siapa akan menghimbau. Berteriak besar-besar, yang menjawab hanya senggaung saja. Mau tidak mau selamatkan diri dari ancaman penghuni hutan rimba raya.


Akhirnya Ali Gepar sampai ke sebuah negeri atau desa yang penduduknya terdiri dari orang-orang Tanaku. Mereka ini menurut hikayat adalah orang-orang bunian yang adat-istiadatnya sangat berbeda dengan adat-istiadat anak cucu. Mereka adalah orang bunian yang populernya disebut bangsa jin.

Ali Gepar pasrah, ia menduga tidak mungkin kembali ke tanah tumpahnya. Maka di negeri Tanaku ia mencari induk semang, tempat ia menggntungkan hidup, nasib dan peruntungannya.

Ia bertemu dengan seorang gadis anak Batin Tanaku. Sebagai manusia normal, ia jatuh hati kepada gadis anak Batin Tanaku. Tali cinta terajut. Tentu hubungan ini diinginkan berakhir ke jenjang pernikahan.

Dengan rasa cinta yang mendalam Ali Gepar meminta izin kepada calon mertuanya untuk meminta izin kedua orang tuanya yang berada di Koto Taluk. Namun rencana sering tidak sesuai dengaan harapan. Setelah Ali Gepar sampai di Koto Taluk, disambut dengan ratapan dan tangisan yang membawa Ali Gepar kepada perubahan menolak cinta suci murni yang telah tertanam didalam hatinya.

Semaian cintanya terhadap gadis tanaku telah tumbuh subur. Pohon cintanya telah berurat berakar dihati gadis lugu orang tanaku. Tia-tiba berubah 180 derajat.

Janji yang telah diikrarkan, dihapusnya dengan tinta kebencian. Semboyan orang tanaku: “Berjanji Berdosa Mungkir, Titian Binasa Lapuk.” Orang-orang Tanaku sangat teguh dengan janji. Memungkiri janji bagi mereka adlah suatu dosa yang sulit dihapus.

Bagi Ali Gepar, semua menjadi angina lalu. Restu Ibu dan Ayah lebih berharga dari pada cinta. Disatu pihak teguh dengan janji. Sehingga kedua pandangan ini tidak mungkin bertemu. Musyawarah tidak mungkin lagi diadakan. Orang Tanaku mengambil jlannya sendiri, dengan cara melakukan penganianyaan terhadap masyarakat Koto taluk, memakan ternak, membunuh orang dan hewan peliharaan. Orang Tanaku mengganas.

Kemelut cinta antara kedua keluarga yang berbeda agama, adapt istiadat, kebudayan dan jenis ini diakhiri dengan terperangkapnya seekor Harimau yang berubah menjadi gadis cantik.

Koto Taluk menjadi gempar. Kejadian ini meninggalkan kesan yang dalam dan sekaligus mengakhiri kemelut cinta Ali Gepar dengan Gadis Tanaku dengan sebuah perjanjian yang dikenal dengan Sumpah Seratih antara Orang Tanaku dengan Desa Koto Taluk.

Pinang Sebatang sekarang bernama Koto Taluk terletak diseberang Sintuo. Buku ini menceritakan tentang asal muasal nama Limuno.

Pada zaman dahulu orang mendapat buah-buahan dari dalam hutan, sekarang orang desa membeli buah-buahan dari pasar dan mall. Dahulu orang sesat dalam hutan rimba belantara, sekarang orang sesat dalam kota.

Inilah sebuah kisah seorang pemuda bernama Ali Gepar yang tersasat dalam hutan dan tak tahu lagi mana arah yang akan dituju, mana jalan yang akan ditempuh.



Kepada siapa akan bertanya, kepada siapa akan menghimbau. Berteriak besar-besar, yang menjawab hanya senggaung saja. Mau tidak mau selamatkan diri dari ancaman penghuni hutan rimba raya.


Akhirnya Ali Gepar sampai ke sebuah negeri atau desa yang penduduknya terdiri dari orang-orang Tanaku. Mereka ini menurut hikayat adalah orang-orang bunian yang adat-istiadatnya sangat berbeda dengan adat-istiadat anak cucu. Mereka adalah orang bunian yang populernya disebut bangsa jin.

Ali Gepar pasrah, ia menduga tidak mungkin kembali ke tanah tumpahnya. Maka di negeri Tanaku ia mencari induk semang, tempat ia menggntungkan hidup, nasib dan peruntungannya.

Ia bertemu dengan seorang gadis anak Batin Tanaku. Sebagai manusia normal, ia jatuh hati kepada gadis anak Batin Tanaku. Tali cinta terajut. Tentu hubungan ini diinginkan berakhir ke jenjang pernikahan.

Dengan rasa cinta yang mendalam Ali Gepar meminta izin kepada calon mertuanya untuk meminta izin kedua orang tuanya yang berada di Koto Taluk. Namun rencana sering tidak sesuai dengaan harapan. Setelah Ali Gepar sampai di Koto Taluk, disambut dengan ratapan dan tangisan yang membawa Ali Gepar kepada perubahan menolak cinta suci murni yang telah tertanam didalam hatinya.

Semaian cintanya terhadap gadis tanaku telah tumbuh subur. Pohon cintanya telah berurat berakar dihati gadis lugu orang tanaku. Tia-tiba berubah 180 derajat.

Janji yang telah diikrarkan, dihapusnya dengan tinta kebencian. Semboyan orang tanaku: “Berjanji Berdosa Mungkir, Titian Binasa Lapuk.” Orang-orang Tanaku sangat teguh dengan janji. Memungkiri janji bagi mereka adlah suatu dosa yang sulit dihapus.

Bagi Ali Gepar, semua menjadi angina lalu. Restu Ibu dan Ayah lebih berharga dari pada cinta. Disatu pihak teguh dengan janji. Sehingga kedua pandangan ini tidak mungkin bertemu. Musyawarah tidak mungkin lagi diadakan. Orang Tanaku mengambil jlannya sendiri, dengan cara melakukan penganianyaan terhadap masyarakat Koto taluk, memakan ternak, membunuh orang dan hewan peliharaan. Orang Tanaku mengganas.

Kemelut cinta antara kedua keluarga yang berbeda agama, adapt istiadat, kebudayan dan jenis ini diakhiri dengan terperangkapnya seekor Harimau yang berubah menjadi gadis cantik.

Koto Taluk menjadi gempar. Kejadian ini meninggalkan kesan yang dalam dan sekaligus mengakhiri kemelut cinta Ali Gepar dengan Gadis Tanaku dengan sebuah perjanjian yang dikenal dengan Sumpah Seratih antara Orang Tanaku dengan Desa Koto Taluk.(sumber limuno)


KOTA TELUK KUANTAN


NOMOR NOMOR PENTING KABUPATEN KUANTAN SINGINGI


Kantor Bupati Kuansing: 0760 561616

Fax Kantor Bupati: 0760 561617

Sekretariat DPRD: 0760 561604


Mapolres (Polisi) Kuansing: 0760 561604

Kejaksaan Negri (Kejari) Taluk Kuantan: 0760 20123

RSUD (Rumah Sakit) Teluk Kuantan: 0760 561858

Pemadam Kebarakan: 0760 20957

Kantor Polisi (Polsek) Kuantan Tengah: 0760 20110

Koramil (Militer) Kuantan Tengah: 0760 20021

Apabila terdapat kesalahan, ketidakvalidan, berganti saluran, atau terdapat nomor Telepon penting wilayah Kabupaten Kuansing diatas salah ketik dalam penerbitan ini mohon kontak pengelola blog ini guna diperbaiki serta diperbarui, atas kerjasamanya terima kasih.

KERAJAAN DI KUANTAN SINGINGI

Kerajaan Kandis
Tidak diketahui secara pasti, kapan berdirinya kerajaan Kandis. Yang pasti, kerajaan ini memang ada dan merupakan kerajaan tua yang keberadaannya mendahului Kuantan. Dalam kitab Negara Kertagama, terdapat nama-nama daerah di Sumatra yang termasuk dalam Kerajaan Majapahit. Kandis merupakan salah satu daerah yang disebut.Ibukota kerajaan Kandis diperkirakan berada di desa Sangau (Kecamatan Kuantan Mudik) yang sekarang dinamakan Padang Candi. Menurut situs Melayu online Padang Candi sebagai bukti keberadaan kerajaan Kandis pada masa dulu. Ditempat tersebut masih bisa ditemukan reruntuhan bangunan dan batu bata kuno disungai sekitarnya masih sering diketemukan mata kail,dihalaman rumah,dikebun masih sering ditemukan keramik kuno,anting,gelang emas dsb. tentang batu bata kuno tsb, diperkirakan merupakan reruntuhan candi tempat pemujaan/sembahyang agama hindu. Padang Candi untuk sementara ini masih dianggap sebagai pusat Kerajaan Kandis,tetapi diperkirakan pusat kerajaan adalah di di daerah Bukit Batabuah, yang sampai saat ini masih belum ditemukan lokasinya,kabar menggembirakan didapat baru2 ini bahwa telah ditemukan reruntuhan bangunan dari batu bata kuno menyerupai reruntuhan candi yang terdapat didaerah KASANG kuantan mudik,lokasinya berada jauh ditengah hutan,belum ada penelitian lebih lanjut tentang temuan tersebut.

Kandis merupakan sebuah kerajaan yang berdiri sendiri, karena daerahnya memang subur dan menghasilkan rempah-rempah, seperti lada. Tidak banyak yang dapat diketahui mengenai kerajaan Kandis ini, apalagi setelah dikalahkan oleh Jambi dan tidak diketahui secara pasti kapan serangan itu terjadi. Serangan dari Jambi itulah diperkirakan meruntuhkan kerajaan Kandis.Dan nama kota Lubuk jambi sendiri adalah untuk mengenang serangan kerajaan jambi tsb. Namun Kandis tidak lenyap begitu saja, kemudian muncul kerajaan Kuantan yang berpusat di sintuo(desa seberang teluk kuantan)

Kerajaan Kuantan
Menurut Melayu online Kisah berdirinya kerajaan Kuantan bisa dilihat dari kisah perjalanan Sang Sapurba(masih keturunan raja sriwijaya) Dalam perjalanannya untuk membangkitkan kembali bangsa Melayu, armada Sang Sapurba diba di Bintan. Disini ia menikahkan putranya, Sang Nila Utama dengan putrid kerajaan Bintan. Selanjutnya, Sang Sapurba kembali melanjutkan perjalanan kea rah barat daya untuk mencari tempat baru yang luas, dimana tempat bangsa Melayu. Akhirnya, armada Sang Sapurba sampai di muara sungai besar, yaitu Sungai Indragiri. Rombongan Sang Sapurba terus berlayar ke arah hulu sungai, hingga suatu ketika, rombongannya kehabisan air, sementara air sungai masih terasa asin. Kemudian Sang Sapurba memerintahkan pengikutnya agar membuat lingkaran rotan seukuran perisai besar. Setelah rotan tersebut jadi, Sang Sapurba meletakkannya diatas permukaan air sungai yang asin, kemudian mencelupkan kakinya kedalam lingkaran rotan tersebut. Tiba-tiba, air sungai yang semula asin berubah menjadi tawar. Konon, peristiwa tersebut terjadi didaerah Sapat, Indragiri Hilir. Rombongan Sang Sapurba mengambil perbekalan air secukupnya, kemudian kembali melanjutkan pelayaran menghulu Sungai Kuantan. Akhirnya, mereka sampai di pusat kerajaan Kuantan di Sintuo (desa seberang taluk Sekarang). Pada waktu itu kerajaan Kuantan tidak memiliki Raja. Oleh sebab itu kedatangan Sang Sapurba disambut gembira oleh Rakyat Kuantan, baik para pembesar, pemuka masyarakat, maupun rakyat jelata. Kemudian mereka mengangkat Sang Sapurba menjadi Raja, dengan persyaratan, Sang Sapurba bersedia membunuh Naga Sakti Muna yang telah merusak ladang milik rakyat.Sang Sapurba kemudian memerintahkan hulubalangnya, Pemasku Mambang untuk membunuh sang naga dengan berbekal sundang (pedang modern) pemberian Sang Sapurba. Hulubalang Permasku Mambang berhasil membunuh naga tersebut, sehingga Sang Sapurba diangkat menjadi raja di Kuantan dengan gelar “Trimurti Tri Buana”. Dengan Peristiwa ini, Kuantan kembali memiliki raja dan meneruskan warisan (dikutip dari melayu online).

Kerajaan Kandis menurut informasi tersebut terletak di Lubuk Jambi (Kecamatan Kuantan Mudik), sedangkan Kerajaan Kuantan berpusat di sintuo,dusunTuo Seberang Teluk Kuantan. Sekarang kita kembali ke pertanyaan semula “orang Kuantan asli datangnya dari mana?”. Berdasarkan kisah tersebut di atas orang Kuantan asli bukan berasal dari Melayu ataupun Minangkabau. Sebenarnya keberadaan Kerajaan Kandis yang sampai saat ini keturunannya mewarisi peninggalan-peninggalan Kandis masih ada. Fakta ini akan bisa diungkap dan dipublikasikan jika ingin diketahui kebenarannya oleh Riau bahkan Sumatra secara umum harus ada kejujuran dan komitmen dari pihak-pihak yang terkait untuk mengungkap secara jujur tentang Kandis yang sebenarnya.
Para blogger sekalian,bahwa kita orang Kuantan bukan berasal dari Minangkabau, dan bukan berasal dari Melayu. Menurut sejarah Kandis yang sebenarnya adalah bahwa “Kandis adalah Kerajaan Tertua di Sumatra” menurut cerita yang turun temurun di kalangan keturunan Kandis bahwa kerajaan Kandis itu sudah ada sejak abad ke 2 Masehi, jauh sebelum kerajaan Kutai, Pagarruyung dan kerajaan lainnya. Istilah dalam tombo adat Minagkabau “Gunung Merapi sebesar telur itik, dan gunung Singgalang sebesar telur ayam” itu di lihat di puncak bukit yang tertinggi didaerah Bukit Bertabuh tak jauh dari pusat Kerajaan Kandis. Jadi sebelum semuanya terbukti (bukan hanya sekedar cerita), perlu melakukan penelitian bidang Arkeologi atau benda-benda purbakala. teori saya adalah bahwa nenek moyang kita lah (orang Kuantan) yang sebenarnya memulai peradaban di Pulau Sumatra (yang sudah sering berganti nama: Pulau Perca, Pulau Swarna dwipa, Pulau Emas, Pulau Andalas, dan sekarang Pulau Sumatra). Semoga jawaban ini dapat memberikan gambaran, bahwa kita mempunyai karakter budaya sendiri.
Semoga kebenaran ini akan segera terbukti.amiin.(dari berbagai sumber)